Minggu, 08 Februari 2015

Dibalik "Insomnia"


1:05 AM

Seperti biasa insomnia datang menyerangku, seolah-olah aku dan dia adalah seorang sahabat karib. Padahal aku dan dia bukan sahabat, dia tak lebih dari seorang penggangu tidur dan penghalang mimpi indah. Dia merusak tubuhku dan membuat mataku berkantung layaknya panda, tapi tak lucu melainkan seram seperti hantu -____-. Yah mata pandaku tak membuatku selucu panda melainkan membuatku terlihat mengerikan seperti zombie.

Hmm,, insomnia.. benarkah kami bersahabat?. Ku rasa tidak. Mungkin insomnia lebih tepat bersahabat dengan masa lalu. Lebih tepat dan tepatnya lagi adalah bersahabat dengan masa laluku. Merekalah sahabat karib yang sebenarnya.
Dimana ada insomnia disitu ada masa lalu, mereka berjalan beriringan. Jadi tak salah jika aku mengakatan merekalah yang cocok dikatakan bersahabat daripada aku. Namun aku heran, jika saling bersahabat kenapa mereka melukai satu sama lain? Atau mungkin itu cara mereka saling melengkapi? Entahlah aku juga bingung.

***
Saat aku insomnia, masa lalu selalu menghampiriku, mendekapku begitu erat bahkan terkadang aku merasa sesak napas dibuatnya, tak hanya itu ia juga tak segan-segan untuk menancapkan pisau ke hatiku yang membuatku serasa mati seketika atau bahkan menyayat-nyayat hatiku secara perlahan yang membuatku meringis dan mati perlahan. Mungkin terdengar terlalu berlebihan tapi itulah yang aku rasakan.

Mereka adalah pasangan yang begitu kompak. Punya bermacam-macam cara untuk membuatku terluka dan hancur. Sungguh luar biasa, mereka membuat semuanya begitu nyata. Seperti aku kembali merasakan setiap tangis yang pernah membasahi pipiku, senyuman yang merekah dari bibirku, tawa serta amarah. Aku benar-benar kembali dan merasakannya. Penuh bahagia, canda, tawa, tangis, luka bahkan amarah.

Terkadang aku hanyut dibuatnya, tak berdaya. Aku mengikuti permainan mereka hingga tuntas, ingin memberontak dan menolak tapi tak bisa. Semua ingatan tentang masa lalu itu kian menggerogoti setiap inci tubuhku layaknya virus mematikan yang sewaktu-waktu akan membunuhku cepat atau lambat.

Seperti saat ini, mereka melakukannya kembali. Aku tak berdaya melawan masa lalu.  Kalian berhasil, SELAMAT !!!

Selasa, 03 Februari 2015

Senin, 02 Februari 2015

Sehari tanpa kata "RINDU"

Aku bingung dengan perasaanku saat ini. Aku merasakan sesak di hati tapi aku tak tahu karena apa. Aku ingin berteriak sekencang-kencangnya tapi aku tak tahu berteriak untuk apa. Aku ingin marah tapi ku tak tahu marah atas dasar apa dan kepada siapa. Bukankah yang kurasa ini aneh?.

Sepertinya hati dan perasaanku sedang bermasalah. Atau mungkin hati dan pikiranku sedang berkonflik? Tapi atas dasar apa mereka berkonflik, aku pun tak tahu. Rumit dan aneh mungkin seperti itulah yang ku rasakan.

Mungkinkah ini bagian dari sepi yang ku rasa? Mungkinkah hati dan pikiranku berkonflik karena rasa sepi? Atau mungkinkah mereka sedang merindu?.

“Merindu ….?? Hmm…mungkinkah?? “
Hahahaha hati dan pikiranku merindu, kepada siapa dan untuk apa mereka merindu. Mereka lucu, mereka yang merindu tapi kenapa mereka menyeretku masuk kedalam rindu itu.

“Ada apa dengan mereka?”
Apa alasan mereka melibatkanku dalam urusan merindu sedang ku tak ingin tapi mereka menyeretku. Bukankah ini kejam? Aku tak ingin terlibat tapi aku diseret dan aku tak berdaya.

“Lepaskan aku …..!!!”
Lepas, lepaskan aku segera. Jangan bawa aku masuk kedalam ruang bernama “rindu” , kali ini ku tak ingin. Aku bosan dan lelah.

“Apakah aku salah? “
Bukankah aku punya hak atas hati dan pikiranku? Tapi kenapa mereka seolah-olah tak pernah berpihak kepadaku. Aku hanya ingin sehari tanpa merindu. Karena ku tahu rindu ini akan terbuang sia-sia. Rindu ini akan terbuang percuma karena pengabaian. Aku tak ingin sakit kali ini. Aku tak ingin kecewa kali ini. Dan aku tak ingin menyesal karena rindu ini gagal bertemu pemiliknya.

“Kali ini saja..”
Bukan karena aku benci merindu. Aku hanya ingin melindungi perasaanku dari pengabaian, ku tak ingin ada luka kali ini. Perasaanku pun butuh waktu untuk mengobati lukanya. Kali ini saja, beri ia waktu sehari tanpa merindu.