Senin, 26 Januari 2015

Teruntuk seseorang yang jauh disana

Aku tidak punya kuasa atas hatimu. Bahkan jika suatu saat nanti hatimu berpaling ke hati yang lain aku tak bisa berbuat apa-apa.
Jadi apa yang harus aku lakukan?
Membiarkan hatimu memilih yang dia inginkan. Entah ia memilih tetap tinggal atau beralih ke lain hati. Toh, aku tak bisa memaksa bahkan mengatur hatimu untuk memilihku menjadi satu-satunya nama yang ada.
Disini, iya di tempat ini. Aku hanya bisa menatapmu dari kejauhan. Bermil - mil jauhnya dari tempatmu berada saat ini.
Mungkin aku ini seperti seorang pengagum rahasia, diam-diam mencari tahu kabarmu dan apa yang sedang kau lakukan. Mungkin aku hanya salah satu dari banyak perempuan dalam hidupmu yang selalu ingin tahu kabarmu dan mengkhawatirkanmu saat kau sakit. Mungkin juga aku hanya salah satu dari banyak perempuan dalam hidupmu yang merasa terluka saat kamu dalam masalah dan aku tak bisa berbuat apa-apa. Yang ku tahu aku tak berdaya saat itu.
Apakah kamu tahu jika aku begitu terluka dengan kenyataan bahwa ku tak bisa menemanimu melewati semua masalah yang ada?
Maafkan aku atas jarak ini. Maafkan aku tak pernah ada untuk meringankan lukamu.
Dan mungkin menjadi suatu kewajaran jika suatu saat nanti hatimu memilih nama yang lain J


Selasa, 13 Januari 2015

Antara Aku, Mata dan Otak ( 2:22 AM )

Coba lihat jam itu ! apakah kau sadar sekarang jam berapa?.
“ Tidak mau, aku sedang tidak sadar jadi jangan bertanya padaku”
Ihhhh,, kau menjengkelkan, lihatlah jam itu !!! kau tahu aku lelah dan ingin istirahat.
“Hey, bukan cuman kau yang lelah dan ingin istirahat aku pun demikian”.
Lalu, kenapa kau begitu acuh kepadaku?
“Acuh katamu?”.
Iya, kenapa? Apakah aku salah mengatakannya?
“Kau bilang aku bersikap acuh padamu, sedang aku hanya mengikuti maumu”.
Haa?? Apa maksudmu?.
“Hmm hello… bisakah kau sadar sejenak, sadar woy sadar….”.
Kau yang yang seharusnya sadar bukan aku.
“Aduh anak ini, ternyata kau masih belum mengerti apa maksudku”.
Cukup cukup … jangan bertele-tele, kau semakin membuatku bingung. Sudahlah berhenti dan beristirahatlah.
“Aku hanya melakukan yang apa yang kau suruh. Bagaimana aku bisa beristirahat jika kau sendiri tak mengizinkanku”.
Aku mengizinkanmu bahkan sangat berharap kau  mengerti aku lelah dan butuh istirahat. Lalu, kenapa kau masih terjaga hingga saat ini?
“Karena bagian dari dirimu belum mengizinkanku untuk istirahat”.
Bagian dari diriku? Siapa yang kau maksud?.
“Otakmu, dia tak mengizinkanku”.
Benarkah? Apa yang terjadi padanya?
“Entahlah, coba kau tanyakan sendiri padanya”.
Bagaimana caranya?.
“Coba dekati dia, katakan bahwa aku, kau dan yang lain butuh istirahat”.
Baiklah akan ku coba.
* * *
Hai apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau masih terjaga?
“Aku tidak melakukan apa-apa. Entahlah aku belum lelah”.
Atau mungkin kau sedang memikirkan sesuatu?.
“Tidak”.
Terus apa yang membuat terjaga? Aku lelah dan butuh istirahat, bukan cuman aku tapi semua dari diriku juga butuh istirahat termasuk kamu.
“Entahlah aku pun bingung, aku tak merasa mengantuk sedikitpun”.
Maukah kau beristirahat demi aku? Ku mohon :’)
“Hmm, entahlah. Aku tak tahu apakah bisa”.
Pasti bisa, cobalah J.
“Baiklah, akan ku coba”.
Terima kasih ({}), Tidurlah, mimpi yang indah J. Kau pun butuh istirahat ({}).
* * *
Aku sudah berbicara dengannya, nah sekarang perlahan pejamkan matamu dan tidurlah. Kita semua butuh istirahat. Selamat tidur dan mimpi indah sayang ({}).







Sabtu, 10 Januari 2015

Kau tak sendirian

Tak ada yang melarang kita untuk menangis maka menangislah selagi kita masih mempunyai air mata. Tak ada yang melarang kita untuk merasa kesepian maka nikmatilah kesepian itu. Beruntunglah kita karena tak semua orang bisa merasakan arti dari sebuah perasaan yang sepi.
Kenapa? Kau takut kesepian ?
Lihat aku, tatap mataku dalam-dalam
Tataplah mataku perlahan maka kau akan tahu kesepian itu
Sebelum kau tahu dan merasakan arti kesepian itu
Aku telah lebih dahulu merasakannya
Janganlah bersedih karena merasa kesepian

Kau tak sendirian, aku pun kesepian sama sepertimu J